Desa Rantau Kalis, Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu, tersembunyi sebuah destinasi alam yang memikat sekaligus menantang: Arung Jeram Orotan Tundun Len. Masyarakat lokal menyebutnya Tetang Baro Raun, yang berarti “kuat dan gagah” dalam bahasa setempat. Tempat ini tidak hanya menawarkan pengalaman mengarungi jeram sungai, tetapi juga menyuguhkan suasana hutan tropis yang masih sangat alami dan asri. Deretan pohon-pohon tinggi yang membentuk kanopi hijau di atas sungai menciptakan atmosfer yang teduh dan tenang, menjadikan perjalanan arung jeram terasa magis di tengah alam liar Kalimantan.
Pengalaman arung jeram di Rantau Kalis menawarkan berbagai rute yang dapat disesuaikan dengan keberanian dan pengalaman peserta. Jalur pengarungan membentang sepanjang kurang lebih 4 kilometer, dengan pilihan trip pendek, sedang, hingga panjang yang masing-masing menghadirkan tantangan tersendiri. Jeram-jeram yang dilalui memiliki karakteristik berbeda, ada yang tenang, ada pula yang mengguncang adrenalin. Saat perahu mengayuh menembus ombak di jeram, detak jantung para peserta seolah berpacu lebih cepat. Bagi banyak orang, momen ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan, terlebih ketika dilakukan bersama teman atau keluarga, memperkuat rasa kebersamaan dan kekompakan.
Keunikan dari destinasi ini tidak hanya terletak pada keindahan alam dan tantangan fisiknya, tetapi juga pada cara pengelolaannya. Wisata arung jeram ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tetang Baro Raun yang terdiri dari masyarakat desa itu sendiri. Mereka menyediakan berbagai fasilitas lengkap seperti perahu karet, pelampung, helm keselamatan, kamar mandi, kafe, hingga area hiburan. Pelayanan yang ramah dan profesional menjadi daya tarik tersendiri, membuat para pengunjung merasa aman dan nyaman. Banyak wisatawan yang datang dari berbagai daerah, bahkan beberapa di antaranya datang kembali atau merekomendasikan tempat ini ke komunitas dan instansi mereka.
Sebelum dikenal luas, Rantau Kalis hanyalah sebuah desa kecil yang jauh dari pusat kota Putussibau. Namun, sejak adanya inisiatif lokal yang dimulai pada tahun 2019—berawal dari kunjungan kepala desa ke daerah wisata di Jawa—Rantau Kalis mulai bertransformasi menjadi desa wisata berbasis komunitas. Kini, saat musim libur seperti Idulfitri, pengunjung bisa membludak hingga ratusan orang per hari. Aktivitas pariwisata ini telah membuka banyak peluang ekonomi bagi warga desa. Masyarakat lokal kini terlibat sebagai pemandu wisata, pemilik homestay, pengelola warung makan, hingga pengrajin oleh-oleh khas.

Arung Jeram Rantau Kalis adalah contoh nyata bagaimana desa terpencil bisa bangkit melalui potensi alam dan semangat gotong royong. Alam yang masih perawan, sensasi arung jeram yang menantang, pelayanan ramah dari masyarakat lokal, dan kekayaan budaya menjadikan tempat ini lebih dari sekadar destinasi wisata. Ini adalah ruang di mana alam, manusia, dan budaya berpadu dalam harmoni. Jika Anda sedang mencari petualangan yang berbeda, penuh energi, dan bermakna, maka Arung Jeram Kalis adalah tujuan yang wajib dikunjungi.